Tanggal
10/08/20
Diterbitkan oleh
Admin
Hardness Test adalah pengujian kekerasan suatu material yang biasa dilakukan oleh divisi Quality Control dan R&D. Hardness test dapat memberikan informasi mengenai property material seperti: kekuatan, kelenturan, serta ketahanan material.
Ada 4 jenis pengujian hardness yaitu: Brinell, Rockwell, Vickers, dan Knoop. Untuk material metal biasa digunakan hardness Rockwell dan Vickers. Hardness Brinell umumnya digunakan untuk pengujian Raw Material. Knoop dikhususkan untuk material yang keras tetapi sangat rapuh seperti ceramic, kaca, dan bebatuan.
Sebelum melakukan pengujian hardness, normalnya sample perlu untuk dipreparasi terlebih dahulu agar permukaan material rata dan bersih. Adapun kesulitan yang dapat terjadi pada saat pengujian hardness:
1. Permukaan sample tidak rata Untuk pengujian Hardness Vickers dan Knoop, maka sample perlu dipreparasi hingga sangat rata dan bersih. Solusi:
|
Figure 1 |
2. Hasil indentasi sulit didapat Masalah ini biasa terjadi pada pengujian micro hardness seperti Vickers dan Knoop. Bila permukaan banyak terdapat goresan atau kotor, maka untuk mendapatkan hasil yang akurat akan sulit dikarenakan kesalahan pembacaan ukuran indentasi. Semakin kecil load yang digunakan saat pengujian hardness, maka proses preparasi juga semakin harus diperhatikan. Sample harus rata, bersih, dan memantulkan cahaya. Contoh Figure 2 proses hanya hingga 9 µm.
|
Figure 2 |
3. Sample yang dietsa, hasil sulit didapat Untuk sample yang dietsa biasa akan sangat sulit saat evaluasi indentasi dan dapat memberikan kesalahan pembacaan nilai hardness. Sample yang terlalu lama dietsa (Figure 3) akan lebih sulit dinilai dibandingkan dengan yang dietsa ringan (Figure 4). |
Figure 3 |
Figure 4 |
Solusi:
Pada sample welding biasa dibutuhkan etsa terlebih dahulu, maka lakukan proses etsa ringan, baru lakukan hardness test. Cukup etsa sample hingga batas welding terlihat.
Author: Team Marketing PIC Mr. Cindra F.